SELAMAT DATANG DI BLOG "SAYANG ANAK AGAR BAHAGIA"
Latest Updates

6 Faktor Pendidikan Anak Usia Dini dalam Rancangan Supervisi

Faktor Pendidikan Anak Usia Dini dalam Rancangan Supervisi
Berbagai pengetahuan dan keterampilan diperlukan dalam penyusunan rencana supervisi yang efektif. Faktor mana yang lebih diperlukan, tergantung dari situasi, kondisi tempat menyusun rencana itu, dan dari tujuan yang akan dicapai. Tiap supervisor harus menyadari kedudukannya, apakah sebagai Kepala Sekolah, sebagai Penilik/Pengawas, atau sebagai pemegang otoritas administratif. Ia harus dapat menentukan faktor mana yang lebih diperlukannya untuk menyusun rencana yang sesuai dengan situasinya dan tujuan yang akan dicapainya.

Hal-hal yang diperlukan dalam perencanaan supervisi adalah sebagai berikut:

Kejelasan tujuan pendidikan di sekolah

Apa yang akan dicapai di sekolah, ke arah mana pendidikan anak-anak di sekolah harus dilaksanakan, merupakan pokok-pokok fikiran yang penting dalam supervisi, dan bukan soal metode atau teknik penyampaian. Metode dan teknik mungkin saja berubah dan harus disesuaikan pada situasi dan kondisi; tetapi tujuannya harus jelas.

Yang perlu disadari sejelas-jelasnya oleh Kepala Sekolah sebagai supervisor ialah apa yang harus dicapai oleh murid-muridnya di sekolah. Semua tindakan di sekolahnya adalah untuk keberhasilan murid-muridnya. Juga bantuan yang diberikan kepada Guru-gurunya, usaha peningkatan kemampuan Guru-guru, semuanya itu adalah untuk membantu murid-muridnya mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Karena itu tujuan pendidikan di sekolah harus jelas bagi Kepala Sekolah dan Guru-guru.

Pengetahuan tentang mengajar yang efektif

Kepala Sekolah sebagai supervisor harus benar-benar menguasai prinsip-prinsip yang dipakai dalam proses belajar-mengajar, harus dapat memilih dan menggunakan metode yang sesuai untuk mengaktifkan murid belajar. Dengan kata lain, seorang supervisor haruslah seorang Guru yang baik, yang dapat dan selalu ingin mengajar baik.

Kepala Sekolah harus menyadari bahwa kegiatan supervisi apapun, apakah penataran Guru dalam bidang studi tertentu, atau usaha peningkatan penampilan Guru di depan kelas, akhirnya harus menghasilkan proses belajar-mengajar yang lebih baik. Akhirnya kegiatan supervisi harus sampai kepada penggunaan metode mengajar yang lebih baik dan lebih efektif untuk meningkatkan keberhasilan belajar muridnya. Rencana supervisi tidak akan memadai jika tidak dilandasi dengan pengetahuan tentang mengajar yang efektif.

Pengetahuan tentang anak

Pengetahuan supervisi harus didasari pengetahuan tentang anak. Perencanaan supervisi harus ditujukan kepada peningkatan belajar murid, yaitu peningkatan murid-murid tertentu, di sekolah tertentu dalam situasi tertentu. Tujuan akhir supervisi bukan hanya peningkatan kemampuan Guru saja, tetapi peningkatan kegiatan belajar dan hasil belajar murid. Peningkatan Guru baru merupakan tujuan sementara. Karena itu yang perlu direncanakan dalam supervisi, bukan saja apa yang perlu dipelajari Guru dan bagaimana kemampuan belajar Guru, tetapi harus juga diperhitungkan apa yang diperlukan murid dan bagaimana kemampuan belajar murid.

Seorang supervisor bukan saja harus mengenal dan mengetahui Gurunya, tetapi tidak kurang pentingnya, bahkan mungkin lebih penting lagi, ialah mengenal dan mengetahui murid-muridnya. Pengetahuan tentang anak ini yang mendasari pengetahuan tentang kebutuhan Guru-gurunya untuk menentukan bantuan apa yang perlu dan dapat diberikan kepada Guru-gurunya itu.

Pengetahuan tentang Guru

Guru adalah peserta dan teman usaha supervisor untuk meningkatkan situasi belajar-mengajar dan hasil belajar murid. Untuk dapat bekerjasama secara efektif, supervisor harus benar-benar mengenal Guru-guru yang diajak bekerjasama itu. Supervisor harus mengetahui di mana kemampuan dan kekurangmampuan Guru, apa kebutuhannya untuk menjadi Guru yang lebih baik. Kegiatan supervisi yang direncanakan harus didasarkan pada kemampuan Guru, minat Guru, kebutuhan Guru. Untuk itu perlu juga diketahui pandangan dan sikap Guru terhadap pendidikan, terhadap tugasnya sebagai pendidik dan sikapnya terhadap masyarakat. Sebab sebelum supervisor dapat mulai meningkatkan kemampuan Guru, harus ada usaha mengubah dulu sikap dan pandangan Guru terhadap pendidikan dan terhadap tugasnya sebagai pendidik dalam masyarakat.

Pengetahuan tentang sumber potensi untuk supervisi

Kegiatan supervisi memerlukan keahlian di berbagai bidang, tidak dapat ditangani oleh supervisor saja, yang keahliannya terbatas. Diperlukan pula berbagai fasilitas dan alat: gedung, ruang, alat dan media komunikasi, alat peraga, laboratorium, dan sebagainya, dan tentu juga biaya.

Perencanaan supervisi harus lengkap dengan alat apa yang akan diperlukan dan akan digunakan, di mana tempat mengadakan kegiatan-kegiatannya, siapa yang akan diikutsertakan, terutama sebagai nara sumber, berapa biaya yang diperlukan, dan sebagainya. Karena itu, seorang supervisor bukan saja harus mampu merencanakan apa yang diperlukan, tetapi juga harus tahu bagaimana dapat memperoleh yang diperlukannya itu: dari mana sumbernya dan dengan cara bagaimana mendapatkannya.

Kemampuan memperhitungkan faktor waktu

Supervisi memerlukan waktu, kadang-kadang cukup lama, tergantung dari tujuan yang akan dicapai dan tergantung dari situasi dan kondisi. Kalau hanya menambah dan meningkatkan pengetahuan saja, mungkin dapat dicapai dalam beberapa bulan. Meningkatkan keterampilan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama. Mengubah sikap akan memerlukan waktu lebih lama lagi.

Dalam penyusunan rencana, seorang supervisor tidak boleh mengabaikan faktor waktu ini, ia tidak boleh terlalu cepat menentukan batas waktu untuk suatu kegiatan yang sifatnya jangka panjang. Dan ia harus berani mengakhiri kegiatan tertentu kalau dianggapnya sudah harus dapat menghasilkan sesuatu.

Itulah hal-hal yang harus diperhatikan dan hal-hal yang diperlukan dalam penyusunan rencana program supervisi. Apakah rencana itu menjadi bagian dari keseluruhan program kegiatan sekolah (program tahunan) atau merupakan program tersendiri, terpisah dari kegiatan-kegiatan administratif dan kegiatan kurikuler lainnya, tidak menjadi soal. Yang perlu ialah adanya perencanaan yang mencantumkan:
  1. Apa tujuan supervisi: apa yang ingin dicapai dengan supervisi, peningkatan di bidang apa. Tujuan-tujuan ini dapat merupakan suatu rangkaian, berurutan menurut prioritas atau kemudahan pelaksanaannya.
  2. Alasan mengapa kegiatan-kegiatan tersebut perlu dilaksanakan. Alasan ini turut menentukan prioritas pencapaiannya dan teknik-teknik pelaksanaannya.
  3. Dengan cara bagaimana (metode dan teknik apa) tujuan-tujuan itu akan dicapai.
  4. Siapa yang akan dilibatkan/diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
  5. Bilamana kegiatan-kegiatan dimulai dan diakhiri.
  6. Apa yang diperlukan dalam pelaksanaannya dan bagaimana memperoleh hal-hal yang diperlukan itu.
Menyusun rencana tidak mudah dan memerlukan waktu. Waktu diperlukan bukan hanya untuk perumusannya saja, tetapi terutama untuk pengumpulan data-datanya yang diperlukan untuk menyusun rencana. Jelas untuk perencanaan diperlukan pengetahuan tentang murid, pengetahuan tentang Guru, pengetahuan tentang sumber-sumber potensi, dan sebagainya, sebagaimana telah dijelaskan di atas tadi. Jadi segala macam pengetahuan itu tidak boleh merupakan khayalan atau perkiraan, melainkan harus benar-benar merupakan data-data yang riil dan obyektif. Maka dari itu, untuk memperoleh data-data itu saja, sudah diperlukan waktu tertentu.

0 Response to "6 Faktor Pendidikan Anak Usia Dini dalam Rancangan Supervisi"

Post a Comment

Blog Top Sites