Cara Anak Sukses di Sekolah

Bagaimana jika sukses seorang anak di sekolah tidak diukur IQ tetapi kekuatan karakter?

Itulah pertanyaan Paulus Tangguh mencoba menjawab dalam bukunya Bagaimana Anak-Sukses Grit, Curiosity, dan Kekuatan Tersembunyi Karakter.

Pendidikan adalah sekali lagi isu panas musim gugur ini, mulai dari pemerintah provinsi banyak memangkas anggaran pendidikan mereka dan negosiasi kerja antara guru dan administrator di Ontario tetap sengit.

Tangguh tidak diskon pentingnya pendidikan yang solid, tapi dia bilang karakter sama pentingnya dengan akademisi dalam membantu anak-anak menjadi orang dewasa yang sukses.

Dalam hal ini, karakter adalah "bukan tentang moralitas," kata Tangguh, seorang jurnalis kelahiran Kanada. "Ini lebih tentang belajar satu set keterampilan untuk membantu anak-anak mencapai tujuan mereka."

Ciri-ciri ini disusun oleh beberapa sekolah - satu publik, satu pribadi - di New York City borough Bronx. Sekolah-sekolah ini melihat perbaikan besar pada siswa mereka ketika mereka pindah penekanan dari nilai IQ dan tes untuk membangun karakter.

Mengembangkan Karakter

Sulit mengatakan bahwa orang tua bisa "jatuh ke dalam perangkap berpikir karakter yang entah bagaimana tetap-bahwa Anda sudah baik punya anak yang baik atau anak nakal."

Tapi pendidik dan ilmuwan yang sulit diwawancarai untuk bukunya mengatakan karakter yang ditempa. Anak-anak benar-benar dapat mengembangkan seperangkat kekuatan dari waktu ke waktu.

Untuk melakukan itu, mereka harus belajar tidak hanya untuk menerima tetapi merangkul kegagalan.

Pentingnya Kegagalan

Sulit mengatakan bahwa terlalu sering, kita melindungi anak-anak kita dari membuat kesalahan.

"Kegagalan adalah batu loncatan penting dalam perjalanan menuju sukses, karena membantu untuk mengembangkan karakter," katanya.

"Jika Anda mampu bangkit kembali dari kegagalan, memberikan Anda sejumlah ketahanan dan keyakinan bahwa waktu berikutnya Anda dapat mengalami kemunduran dan memulihkan dan berbuat lebih baik."

Dalam Bagaimana Anak Sukses, Tough menceritakan kisah Elizabeth Spiegel, seorang guru di Sekolah Menengah 318 di Brooklyn, yang mengajar catur sebagai cara untuk menunjukkan siswa manfaat dari kegagalan.

Sebagai Spiegel menunjukkan kepada Tangguh, dalam rangka meningkatkan di catur, Anda harus fokus pada "apa yang Anda buruk di." Anda harus menganalisis permainan dan "mencari tahu apa yang Anda lakukan salah."

Dalam catur, Tough mengatakan, kegagalan hanyalah batu loncatan untuk kemenangan berikutnya.

Sulit percaya bahwa anak-anak yang tidak terpakai kegagalan sebenarnya menguntungkan.

"Mereka berakhir menjadi rapuh dan rapuh, dan mereka akan pergi ke dunia dan mengalami beberapa jenis kemunduran dan sering akan benar-benar menggagalkan mereka, karena mereka tidak memiliki pengalaman itu, kesempatan untuk belajar bagaimana untuk gagal," katanya.